Makna Lagu Closer – The Chainsmokers

makna-lagu-closer-the-chainsmokers

Makna Lagu Closer – The Chainsmokers. “Closer” yang dirilis Juli 2016 menjadi salah satu lagu paling dominan di dekade itu. Bertahan 12 minggu di posisi puncak tangga lagu Amerika, memenangkan banyak penghargaan, dan hingga kini sudah melampaui 3 miliar streaming. Dibawakan duo produser bersama penyanyi wanita berambut pink dan satu personel duo yang ikut bernyanyi, lagu ini terasa seperti nostalgia instan sejak nada pertama. Tapi di balik vibe santai dan lirik yang catchy, tersimpan cerita tentang reuni dua mantan yang sama-sama tahu ini cuma sementara, tapi tetap tidak bisa menolak. BERITA BASKET

Reuni yang Terlupakan, Tapi Tidak Benar-Benar Pergi: Makna Lagu Closer – The Chainsmokers

Lagu ini menceritakan pertemuan tak terduga setelah empat tahun putus. Mereka sudah sama-sama punya hidup baru: dia punya mobil Range Rover baru, dia tinggal di kota besar, tapi begitu bertemu di bar atau pesta, semua kenangan langsung balik. Baris “Hey, I was doing just fine before I met you” sebenarnya bohong besar—keduanya sama-sama belum sepenuhnya move on. Mereka pura-pura cuek, tapi empat tahun cukup lama untuk membuat rasa rindu jadi lebih ganas daripada dulu.

Seks, Nostalgia, dan Kejujuran Mentah: Makna Lagu Closer – The Chainsmokers

Bagian paling ikonik—“So baby pull me closer in the backseat of your Rover / That I know you can’t afford”—adalah momen paling jujur di lagu ini. Mereka tahu mobil itu sebenarnya cicilan, mereka tahu hubungan ini tidak akan ke mana-mana, tapi malam itu mereka tidak peduli. Liriknya terang-terangan bicara soal hook-up tanpa komitmen, tapi dibalut nostalgia manis: kasur yang dicuri dari hotel, tato temporer, ciuman yang rasanya masih sama seperti dulu. Ini bukan cinta baru, ini cinta lama yang dipanaskan ulang di microwave.

Fenomena Generasi “We’re Not Together, But…”

“Closer” jadi anthem resmi generasi yang terjebak di hubungan “on and off”. Lagu ini menangkap dengan sempurna perasaan ketika bertemu mantan dan tiba-tiba semua logika lenyap. Banyak yang mengaku lagu ini berbahaya—sering jadi alasan orang balik ke mantan yang sudah terbukti toxic, hanya karena beat-nya terlalu enak dan liriknya terlalu relatable. Bahkan sampai sekarang, kalau lagu ini diputar di klub atau reuni kampus, pasti ada satu dua pasang yang tiba-tiba saling pandang dan berpikir hal yang sama.

Kesimpulan

“Closer” berhasil abadi bukan karena cerita cinta yang indah, tapi karena ia berani mengakui sisi paling lemah manusia: kita sering kembali ke orang yang pernah menyakiti kita, hanya karena rasa familiar itu lebih nyaman daripada rasa asing yang baru. Lagu ini seperti foto polaroid buram dari masa lalu yang tetap kita simpan di dompet—kita tahu seharusnya dibuang, tapi setiap buka dompet, jari kita selalu berhenti di situ. Dan itulah kenapa, hampir sepuluh tahun kemudian, “Closer” masih terasa seperti pesan tengah malam yang tidak sengaja kita kirim ke mantan: “You look as good as the day I met you.”

BACA SELENGKAPNYA DI..

Post Comment